Ada seorang jemaah haji wanita yang haidh ketika ihram di migat. Setelah tiba di Makkah, dia belum bisa melaksanakan umrah tamattu’. Pada saat menunggu masa suci, jamaah tersebut menyembelih dam tamattu’ bersama jemaah yang lain. Bagaimana hukum dam tamattu’nya ? Apakah sah hukumnya sementara umrah wajibnya belum dilaksanakan ?
Jawab :
Para ulama’ berbeda pendapat, kapan waktu penyembelihan dam.
a. Menurut Imam Malik, Abu Hanifah dan Ahmad, tidak boleh menyembelih dam sebelum subuh / fajar hari nahar.
b. Menurut Syafi’iyah, boleh menyembelih setelah ihram haji, dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat. Adapun mazhab Syafii membolehkan penyembelihan setelah umrah dengan alasan bahwa dam termasuk haq maliyah yang menjadi wajib karena dua sebab. Maka boleh mendahulukan penyembelihan setelah terlaksanakan diantara dua sebab tersebut, seperti kewajiban mengeluarkan zakat setelah terpenuhi nishab sebelum haul.
[Sa’id Bin Abdul Oadir Basyanfar, al-Mughni fi Figh al-Hajj wa alUmrah, cet. 12, (Dar Ibn Hazm, 2012| hlm. 161]
Atas dasar keterangan di atas, maka penyembelihan dam yang dilakukan jamaah haji tamattu’ sebelum selesai umrah, hukumnya tidak sah.
Sumber : Konsultasi Manasik Haji dan Umrah, Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah 1441 H / 2020 M