Home Konsultasi Manasik Haji dan Umrah Ihram Isytirath 

Ihram Isytirath 

60
0

Mohon dijelaskan pelaksanaan ihram isytirat ? 

Jawab :

Ihram isytirat yaitu ihram yang disertai dengan syarat akan membatalkan ihram haji atau umrahnya, ketika terhalang oleh suatu masyaggah atau kesulitan.

Menurut Ibn Qudamah dalam kitab al-Mughni,  menyebutkan dua manfaat dari ihram isytirat sebagai berikut : 

Artinya : 

Ada dua faedah atau manfaat yang diperoleh dari ihram isytirat ini : pertama apabila jamaah yang sedang ihram ini terhalang karena ada musuh, atau sakit, atau kehilangan perbekalan dan harta atau sejenisnya, maka dia bisa tahallul. Kedua, ketika dia tahallul dalam kondisi ihram isytirat, maka baginya tidak dikenakan dam dan tidak juga puasa. [lbn Oudamah, al-Mughni, juz 5, hlm. 92-93]. 

Niat isytirath ini sebagaimana perintah Nabi saw kepada Dhuba’ah binti Zubair dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim, sebagai berikut:

Artinya :

Dari Aisyah radlialahu ‘anha, ia berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke rumah Dluba’ah binti Zubair bin Abdul Muthalib. Lalu Dluba’ah pun berkata, “Ya Rasulullah, aku bermaksud hendak menunaikan ibadah haji, tetapi aku sakit, bagaimana itu?” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda: “Hajilah dan syaratkan dalam niatmu akan  18
tahallul (berhenti) jika tak sanggup meneruskannya karena sakit. [HR Bukhari no.5089-Muslim no. 1207]

Hadist ini menjadi dalil yang berpendapat memperbolehkan ber-isytirat seperti Umar bin Khattab, Ali bin Abi Talib, Ibnu Mas’ud, dan sahabat- sahabat lain, diikuti oleh sebagian tabiin seperti Imam Ahmad, Ishag, Ibn Tsaur, dan Mazhab Syafi’i dan Hanbali. (lbnu Hazmin, al-Muhalla, Beirut: Dar al-Fikr, 1981 M), Juz. VII, him. 113-117.)

Para fugaha berbeda pendapat tentang hukum  isythirat ini, yaitu:

a. mazhab Syafi’i menyatakan jawaz  (diperbolehkan): 

b. mazhab Hambali menyatakan mustahab: 

c. mazhab Hanafi dan Maliki menyatakan makruh. 

d. Ibnu Hazm menyatakan wajib. ISa’id Bin Abdul Oadir Basyanfar, al-Mughni fi Figh al-Hajj wa al’Umrah, cet. 12, (Dar Ibn Hazm, 2012) hlm. 88]

Niat umrah disertai isytirat sebagai berikut: 

Artinya:

Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah. Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku akan ber-tahallul ditempat aku terhalang itu. 

Sedangkan niat haji dengan isytirat adalah sebagai berikut: 

Artinya:

Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji/. Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku akan ber-tahallul ditempat aku terhalang itu.

Sedangkan niat ihram umrah dan haji (haji qiran) dengan isytirat adalah sebagai berikut :

Artinya :

Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji dan umrah. Tetapi jika aku terhalang oleh sesuatu, ya Allah, maka aku akan ber-tahallul di tempat aku terhalang itu.

Untuk itu, bagi jamaah haji yang sakit, resiko tinggi atau udzur, termasuk peserta safari wukuf, yang dikhawatirkan akan terhalang ihramnya karena sakit atau sebab lain, sangat dianjurkan agar melakukan niat ihram dengan isytirath dg cara tersebut diatas. Lebih-lebih menjelang pelaksanaan puncak haji tanggal 8 Dzulhijjah, hendaknya jamaah haji melakukan ihram isytirath mengingat lebih dari 5096 jamaah adalah jamaah lansia, risti dan sakit. Kebolehan niat isytirat ini juga berlaku bagi jamaah haji yang sehat dan muda. 


Sumber : Konsultasi Manasik Haji dan Umrah, Kementerian Agama RI, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah 1441 H / 2020 M

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here