Pada musim haji, sebagian kain kiswah Ka’bah yang berwarna hitam dengan ornamen kaligrafi dari benang emas digulung sebagian.

Kain kiswah digulung setinggi 3 meter dari lantai mataf atau tempat tawaf.

Lalu, dinding Ka’bah yang terbuka itu ditutup dengan kain putih.

Mengapa hal ini dilakukan? Dikutip dari laman NU Online Jatim, langkah ini dilakukan untuk menghindari kerusakan kain Ka’bah setelah datangnya jutaan jamaah haji.

Sudah lazim diketahui, banyak jamaah yang berusaha bisa memegang Ka’bah.

Sejarah kiswah Ka’bah hampir sama panjangnya dengan sejarahnya sendiri.

Sebab, ahli sejarah menyatakan, Ka’bah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim.

Tetapi, tidak diketahui pasti bentuk, desain, maupun warna dari kiswah Ka’bah di masa tersebut.

Catatan awal menyebutkan, Raja Himyar Asad Abu Bakr dari Yaman melindungi Ka’bah dengan kain tenunan.

Hal ini lantas dilakukan turun-temurun hingga saat ini.

Pada masa kakek buyut Rasulullah Muhammad SAW Qusay bin Kilab, pemasangan kiswah Ka’bah menjadi tanggung jawab masyarakat Suku Quraisy.

Siapa yang pernah memegang kain kiswah Ka’bah saat haji atau umrah?***

Sumber : https://kabarbaitullah.jatimnetwork.com/makkah/106212472960/mengapa-kain-kiswah-kabah-digulung-dan-diberi-kain-putih-saat-musim-haji-ini-alasannya?page=2